23 Maret 2015

Banyak Sahabat, Konsumsi Alkohol Semakin Banyak


Banyak Sahabat, Konsumsi Alkohol Semakin Banyak

Miliki banyak sahabat memang lah menyenangkan. Terlebih saat hangout, semakin banyak sahabat yang berkumpul rasanya semakin meriah. Namun, dibalik kemeriahan itu, ada faktor negatif yang dapat muncul, ialah bisa jadi untuk mengkonsumsi minuman beralkohol bertambah banyak.


Hasil tersebut diperoleh dari studi yang dilakukan pada 183 orang dewasa muda dari kampus di wilayah Swiss yang berbahasa Perancis. Mereka dihubungi lewat surat elektronik dan isi kuesioner via internet.


Sebagai catatan saja, menurut Johannes Thrul, dari Center for for Tobacco Control Research and Education, University of California, San Francisco, ini merupakan pertama kalinya para periset memanfaatkan penilaian berdasarkan telephone pintar untuk hidangan minuman keras di tengah malam hari guna mendalami tingkah laku minum dewasa muda dalam situasi nyata.


Selama lima pekan, di hari Kamis, Jumat, dan Sabtu, mereka dikirimi enam pesan singkat antara pukul 20.00 dan 11.00 di hari berikutnya. Pesannya mencakup suatu tautan bagi mahasiswa untuk melengkapi kuesioner lewat telephone pintarnya, termasuk juga pertanyaan berkenaan seberapa banyak minuman beralkohol yang ditenggak dan berapa orang sahabat yang ada di sana.


laki Laki dan perempuan nampaknya berada di grup yang relatif kecil pada hari Kamis. Dan mengkonsumsi minuman beralkohol per jamnya menurun sejak mulai pukul 20.00 sampai malam. Dengan kecenderungan untuk bersama banyak sahabat antara pukul 22.00 dan 23.00 di hari Sabtu. Biasanya lebih dari enam sahabat bagi laki laki dan lebih dari lima orang untuk perempuan.


Menurut hasil riset yang dipublikasikan dalam jurnal Addiction, saat jumlah sahabat bertambah, minuman per jam yang dimakan juga ikut meningkat. Untuk laki laki, kebanyakan mencapai puncaknya 2,5 minuman per jam antara pukul 23.00 dan malam di hari Sabtu. Terhadap musim yang sama, perempuan mengkonsumsi 1,9 minuman per jamnya.


“Kesimpulan yang dapat ditarik dari studi ini ialah bahwa sahabat dan mengkonsumsi minuman keras itu saling berhubungan,” jelas Thrul. Walaupun, lanjut Thrul, laporan mengonsumsi minuman ini dapat jadi kurang akurat disaat makin tengah malam dan partisipan jadi lebih mabuk.


Proses sosial yang terlibat dalam kehidupan tengah malam kayaknya mendorong untuk konsumsi minuman lebih banyak. Penjelasannya, menurut Ninette van Hasselt, kepala departemen Youth and Risky Behavior, Trimbos Institute, Utrecht, Belanda, status sosial mempunyai resiko lebih besar pada group lebih besar. Menyebabkan tingkah laku lebih berisiko seperti mengkonsumsi minuman, sebab type tingkah laku ini bisa berkontribusi pada status seorang.


Penjelasan yang lain ialah bahwa kemampuan dari norma atas mengkonsumsi minuman meningkat dengan ukuran group. Dan beberapa orang kerap tak menyadari proses dan pengaruh sosial ini.


Ditambahkan van Hasselt, orang condong berpikir bahwa mengonsumsi alkohol mereka ialah akibat dari niat mereka sendiri. Cuma saja, hal situasional mempunyai pengaruh lebih besar daripada yang disadari beberapa orang.


Ini artinya, bagi mereka yang mau membatasi asupan minuman beralkohol, sebaiknya hindari kehidupan tengah malam.