29 Maret 2015

Operasi Kecil Pada Katarak


Operasi Kecil Pada Katarak
Menurut hasil Riset Kesehatan Basic 2013, sebahagian besar masyarakat dengan katarak di Indonesia belum menjalani operasi katarak. Penyebabnya antara lain lantaran ketidaktahuan akan penyakit yang dideritanya, budget, juga takut menjalani operasi.


Katarak ialah keruhnya lensa mata yang normalnya jernih. Kekeruhan terhadap lensa dapat menghalangi masuknya cahaya yang dibutuhkan untuk melihat. Penyakit ini ialah penyebab utama kebutaan di seluruh dunia.


Pengobatan katarak yang paling efektif yakni pembedahan, yaitu membuang lensa mata yang keruh & menggantinya dengan lensa tanam. Disaat ini telah ada prosedur menghilangkan katarak tidak dengan membuat pasien merasa kesakitan, yaitu dengan Phacoemulsification atau facoemulsifikasi.


Metode terkini ini membuat pasien tak butuh menjalani operasi besar dalam mengangkat katarak dari matanya. Prosesnya cuma memakan waktu kurang lebih 7 hingga 10 menit.
“Facoemulsifikasi adalah teknik baru operasi katarak dengan luka minimal. Proses operasi & penyembuhan lebih cepat, sebab pasien tak merasa sakit dikarenakan lukanya,” tutur dokter bedah mata Ikhsan Revino, Sp.M dari SMEC Klinik Spesialis Mata Keluarga Jakarta dalam program ‘You & Eye’ di Kelapa Gading, Jakarta (26/03/15).


Beliau menuturkan, prosedur tersebut tukar lensa katarak dengan lensa pengganti yang ditanam, merupakan implan lensa intraokular (IOL). Untuk memasukkan lensa pengganti, ahli bedah mata bakal menciptakan satu atau lebih sayatan kecil di kornea. Setelah Itu dokter bakal membuka lensa dengan media bedah kecil, yaitu probe phaco untuk menghancurkan lensa yang telah terkena katarak.


“Alat ini (probe phaco) memakai gelombang ultrasonic yang amat cepat buat menghancurkan lensa katarak. Selanjutnya katarak bakal jadi potongan-potongan kecil, lalu disedot lewat media yang sama. Ukurannya kurang lebih 2,5 milimeter hingga 3 milimeter,” ujar Ikhsan.


Sesudah katarak diambil, IOL bisa diletakkan di lokasi lensa alami mata. Sayatan kecil yang dibuat pada awal mulanya umumnya tak memerlukan jahitan, kecuali jika difungsikan. Minimnya luka membuat prosedur ini bakal mengurangi risiko yang dapat terjadi disaat operasi.


“Untuk operasi type ini sebab lukanya lebih tertutup & kecil, mungkin saja komplikasinya juga relatif kecil. Umumnya waktu operasi banyak yang takut timbul infeksi atau pendarahan, namun itu kalau lukanya besar & penyembuhannya lama,” kata Ikhsan.


Sesudah melewati proses facoemulsifikasi, pasien umumnya hanya menjalani rawat jalan. Ikhsan memaparkan, sesudah operasi pasien bakal dikasih obat tetes mata untuk mempermudah penyembuhan & mencegah infeksi. Mata pasien pula tak boleh terkena air selama 3 hari sampai 1 minggu.


Pascaoperasi pula tak disarankan membawa kendaraan yang matanya berpotensi terkena angin berdebu. Pasien juga mampu memanfaatkan kaca mata pelindung jika difungsikan.
Pasien katarak kini tak terbatas kepada mereka yang berumur lanjut. “Katarak kebanyakan dulu dimulai umur lanjut, namun waktu ini telah kena pada oang lebih muda, 40 tahunan. Hal pola hidup & paparan sinar matahari pun berperan,” ungkapnya.


Pada kebanyakan, penderita katarak dapat merasakan penglihatannya jadi buram, berkabut, atau tak dapat melihat. Gejalanya meliputi sering tukar kacamata dikarenakan ukurannya enteng beralih, lalu pada kondisi terang, mata terasa silau. Penglihatan pun semakin buram di sore hari.(Purwandini Sakti Pratiwi)